Kalau kamu lagi eksplor Sulawesi Selatan dan pengen ngerasain cita rasa otentik dari tanah Bugis, maka berburu kuliner khas Bugis di Pasar Tarowang Jeneponto adalah momen yang gak boleh kamu lewatin. Lokasinya emang agak jauh dari pusat kota, tapi percaya deh—pas kamu nyampe dan ngicip satu per satu jajanan di sini, kamu bakal ngerasa pulang ke rumah.
Dari lemang bambu yang kenyal dan harum, coto kuda yang eksotis dan berempah, sampai pisang rebus sederhana yang jadi camilan legendaris—semuanya ada di Pasar Tarowang. Ini dia penjelasan lengkapnya!
Lemang Bambu: Nasi Pulut Tradisional Rasa Juara
Satu hal yang bikin lemang dari Jeneponto beda adalah proses bikinnya yang bener-bener dijaga otentisitasnya. Pakai beras ketan, santan, dan sedikit garam, bahan-bahan ini dibungkus daun pisang lalu dimasukkan ke dalam bambu. Nah, bambu ini dibakar pelan-pelan di api terbuka selama beberapa jam. Hasilnya? Lemang yang lembut, gurih, dan aromatik banget!
Apa yang bikin lemang Pasar Tarowang istimewa?
- Dibakar langsung di pinggir jalan pasar
- Dijual per batang atau per potong
- Cocok disantap dengan telur asin atau rendang lokal
- Harga bersahabat, sekitar Rp3.000–Rp5.000 per potong
Biasanya lemang jadi menu pembuka buat sarapan berat. Tapi jangan salah, makan lemang doang aja udah cukup bikin kenyang dan happy!
Coto Kuda: Kuliner Unik yang Wajib Dicoba Sekali Seumur Hidup
Buat kamu yang doyan kuliner ekstrem tapi masih ingin rasa yang ramah di lidah, coto kuda dari Tarowang bisa jadi jawaban. Makanan khas ini jadi andalan warga Jeneponto karena daerah ini memang terkenal sebagai peternak kuda terbaik se-Sulsel.
Ciri khas coto kuda Pasar Tarowang:
- Daging kuda dimasak dalam kuah santan berempah
- Disajikan panas-panas bareng burasa (nasi kukus khas Bugis)
- Teksturnya empuk, aromanya khas
- Rasanya gurih dan sedikit manis dari rempah-rempah Bugis
Harganya pun gak mahal, mulai Rp15.000 sampai Rp25.000 per porsi, tergantung ukuran daging dan pilihan burasa atau nasi biasa. Rasanya bener-bener menggugah dan bikin kamu penasaran buat ngulang lagi!
Pisang dan Singkong Rebus: Camilan Tradisional yang Ngangenin
Kadang, yang sederhana itu justru yang paling ngena. Dan pisang rebus atau singkong rebus di Pasar Tarowang adalah buktinya. Camilan ini jadi teman setia pagi hari warga lokal sejak dulu—sehat, murah, dan selalu tersedia.
Yang bikin camilan ini gak pernah basi:
- Gak pakai bahan tambahan—alami 100%
- Disajikan panas atau hangat dari kukusan langsung
- Bisa disantap dengan parutan kelapa atau gula merah
- Harga mulai Rp1.000–Rp2.500 per porsi
Biasanya dijual barengan dengan teh manis atau kopi Bugis yang diseduh langsung di lapak pasar. Kombinasi ini cocok banget buat kamu yang mau santai dulu sebelum masuk ke menu berat.
Suasana Pasar Tarowang: Merakyat, Ramai, dan Penuh Cerita
Datang pagi-pagi ke Pasar Tarowang Jeneponto tuh bukan cuma soal makan. Tapi juga ngerasain nuansa pasar tradisional yang masih hidup, jujur, dan penuh interaksi. Pedagang duduk lesehan, pembeli tawar-menawar sambil senyum, anak-anak berlarian di antara lapak—semuanya membentuk suasana yang ngangenin.
Apa yang bisa kamu temukan di sana?
- Gerobak dan lapak makanan berjajar di sepanjang jalan
- Aroma bakaran lemang bercampur dengan kuah coto
- Ibu-ibu menjajakan kue tradisional, jajanan pasar, dan rempah
- Banyak cerita lokal yang bisa kamu denger langsung dari penjual
Pasar ini bukan cuma tempat kuliner, tapi juga ruang sosial yang hidup banget dan bikin kamu merasa jadi bagian dari komunitas.
Tips Berburu Kuliner Khas Bugis di Pasar Tarowang
Biar pengalaman kamu makin mantap, coba ikutin tips ini:
- Datang antara jam 06.00–09.00 pagi, pas semua makanan masih fresh
- Siapkan uang tunai pecahan kecil, karena semua transaksi masih manual
- Tanya ke penjual soal bahan dan cara masaknya—mereka ramah dan informatif
- Jangan malu duduk di tikar atau kursi plastik, karena itu bagian dari vibes
- Bawa tempat makan sendiri kalau mau take away—lebih ramah lingkungan!
Kenapa Wajib Coba Kuliner Pasar Tarowang Minimal Sekali?
Berburu kuliner khas Bugis di Pasar Tarowang Jeneponto bukan cuma soal makan—tapi soal meresapi identitas, tradisi, dan kearifan lokal. Di balik lemang yang dibakar sabar, coto yang diracik turun-temurun, dan pisang rebus yang selalu hadir di pagi hari, ada nilai dan rasa yang gak bisa kamu temuin di tempat lain.
- Rasa otentik 100% khas Bugis
- Suasana hangat dan merakyat
- Harga ramah kantong
- Dan yang paling penting: pengalaman lokal yang jujur dan bermakna