Kalau kamu pikir Palangka Raya cuma punya wisata alam dan sungai eksotis, pikir ulang. Karena di jantung ibu kota Kalimantan Tengah ini, tersembunyi kelezatan yang kental dengan identitas lokal. Tepatnya di kuliner otentik Dayak di Pasar Kahayan Palangka Raya, tempat kamu bisa menemukan cita rasa khas Suku Dayak dalam versi paling jujur—gak dibumbui modernitas, tapi tetap relevan di lidah generasi sekarang.
Pasar Kahayan bukan sekadar pasar tradisional biasa. Ini adalah ruang hidup kuliner Dayak, tempat interaksi budaya dan masakan berpadu jadi pengalaman multisensori. Dari aroma asap ikan saluang yang diasapi hingga warna-warni daun singkah di panci-panci besar, setiap sudut pasar ini seakan ingin ngomong, “Selamat datang di dapur Dayak.”
Juhu Singkah: Sayur Rotan yang Lembut dan Penuh Filosofi
Kalau kamu mau mulai perjalanan rasa ini, jangan lewatin juhu singkah. Ini adalah sayur khas Dayak yang berbahan dasar rotan muda—yep, rotan, tanaman yang biasanya lo lihat jadi kursi taman. Tapi di tangan masyarakat Dayak, singkah diolah jadi sayur yang lembut, sedikit pahit, dan kaya bumbu rempah hutan. Di kuliner otentik Dayak di Pasar Kahayan Palangka Raya, juhu singkah sering disandingkan dengan ikan saluang asap atau nasi merah.
Proses memasaknya cukup tradisional. Rotan muda dibersihkan durinya, direbus hingga empuk, lalu dimasak bersama daun rimbang, lengkuas, jahe, serai, dan kadang dicampur dengan terasi khas daerah. Hasil akhirnya adalah paduan rasa gurih, segar, dan pahit yang seimbang—mirip filosofi hidup orang Dayak yang tahan banting tapi tetap selaras sama alam.
Kenapa juhu singkah jadi favorit di Pasar Kahayan:
- Rasanya unik: perpaduan gurih dan pahit yang pas
- Kaya manfaat, dipercaya bisa detoks tubuh
- Dimasak dengan rempah alami tanpa MSG
- Disajikan hangat bareng nasi atau singkong rebus
- Harganya terjangkau, Rp10.000–Rp15.000 per porsi
Di beberapa warung, juhu singkah bahkan dijual dalam bentuk kering yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Jadi kamu gak cuma bisa makan di tempat, tapi juga bawa pulang pengalaman rasa ke dapur sendiri.
Ikan Saluang Asap: Aroma Kayu dan Rasa Umami yang Menggoda
Kalau ada satu aroma yang paling dominan di kuliner otentik Dayak di Pasar Kahayan Palangka Raya, itu pasti asap ikan saluang. Ikan kecil khas sungai Kalimantan ini diasapi di atas tungku kayu selama beberapa jam hingga kering, lalu bisa langsung dimakan atau dimasak ulang jadi lauk.
Tekstur ikan saluang yang renyah, gurih, dan sedikit smoky bikin dia jadi lauk favorit orang lokal. Biasanya disajikan dengan sambal terasi atau sambal mentah dari cabai rawit dan tomat hutan. Sensasinya? Meledak di mulut. Dan karena ikannya kecil-kecil, kamu bisa makan satu ekor langsung tanpa mikirin duri.
Yang bikin ikan saluang asap ini spesial banget:
- Proses pengasapan alami dari kayu hutan
- Rasa gurih alami, gak perlu banyak bumbu tambahan
- Tahan lama, cocok buat oleh-oleh khas Palangka Raya
- Bisa dikombinasikan dengan hampir semua sayur Dayak
- Harga bervariasi, tergantung ukuran dan jumlah—sekitar Rp20.000 per bungkus
Penjualnya biasanya naruh ikan saluang di rak-rak bambu terbuka. Begitu kamu lewat, aroma khas asap bakal langsung nyamber ke hidung. Dan percaya deh, itu aroma yang susah dilupakan.
Kue-Kue Tradisional Dayak: Legit, Alami, dan Penuh Cerita
Gak lengkap bahas kuliner otentik Dayak di Pasar Kahayan Palangka Raya tanpa nyicipin jajanan tradisionalnya. Di meja-meja kecil dari kayu, kamu akan nemu berbagai kue unik yang jarang banget ditemuin di luar Kalimantan. Ada lepat, wadai dange, dan kue talam ubi ungu khas Dayak.
Salah satu yang paling mencolok adalah lepat daun, kue berbahan dasar ketan yang dibungkus daun rotan muda atau daun pisang, lalu dikukus. Rasanya manis, teksturnya lembut, dan aromanya wangi daun yang khas. Gak cuma enak, bentuk bungkusannya juga estetik banget—seolah ngasih identitas visual kuliner lokal.
Alasan kue Dayak di Pasar Kahayan wajib dicoba:
- Dibuat dengan bahan lokal alami tanpa pengawet
- Prosesnya tradisional, sering kali manual
- Disajikan segar setiap pagi
- Banyak pilihan rasa: dari gurih sampai super manis
- Harga mulai Rp2.000–Rp5.000 per potong
Kue-kue ini biasanya dijual pagi hari, jadi cocok buat sarapan atau camilan sebelum jalan-jalan. Rasanya ringan, tapi tetap ngasih kesan khas yang gak bisa kamu temuin di kue modern.
Suasana Pasar Kahayan: Lokal, Ramai, dan Penuh Warna
Selain makanannya, hal paling kuat dari kuliner otentik Dayak di Pasar Kahayan Palangka Raya adalah atmosfernya. Pagi-pagi, pasar ini udah rame. Ibu-ibu Dayak dengan ikat kepala dan keranjang rotan mulai menata dagangan. Suara penjual sayur bersautan sama aroma ikan asap, jajanan manis, dan rempah-rempah.
Pasar ini juga jadi tempat interaksi antar budaya—karena meskipun dominan Dayak, ada juga penjual dari Banjar, Jawa, hingga Madura. Tapi justru keberagaman itu yang bikin suasana makin kaya. Kamu bisa ngobrol langsung dengan penjual tentang sejarah masakan mereka. Mereka terbuka, ramah, dan bangga banget sama makanan mereka.
Ciri khas suasana Pasar Kahayan:
- Musik tradisional kadang diputar dari radio tua
- Banyak tenda kuliner di pinggiran pasar
- Semua makanan disiapkan langsung oleh pembuatnya
- Anak-anak kecil kadang bantu jualan sambil main
- Lingkungan bersih, asri, dan nyaman buat pengunjung luar kota
Buat kamu yang bawa kamera atau suka bikin konten, pasar ini fotogenik banget. Warna, tekstur, dan keramaian pasarnya natural dan penuh karakter.
Tips Menikmati Kuliner Dayak di Pasar Kahayan
Supaya pengalaman kamu lebih maksimal, ini dia beberapa tips lokal yang bisa kamu ikuti:
Tips dari warga lokal:
- Datang pagi sekitar pukul 06.30–09.00 buat pilihan makanan lengkap
- Bawa uang tunai pecahan kecil karena belum semua lapak pakai QRIS
- Jangan malu tanya cara makan atau sejarah makanan ke penjual
- Kalau penasaran, minta tester—beberapa penjual ngasih cicipan gratis
- Bawa wadah sendiri biar lebih ramah lingkungan
Dan yang paling penting: datang dengan hati terbuka. Karena rasa di sini bukan cuma tentang lidah, tapi juga tentang mengenal identitas lokal dari sisi yang paling jujur: dapur rumah mereka.
Penutup: Dari Pasar, Rasa, dan Cerita Dayak yang Tetap Hidup
Kuliner otentik Dayak di Pasar Kahayan Palangka Raya adalah pengalaman yang gak bisa direplikasi. Di sini, kamu gak cuma makan, tapi juga belajar. Tentang rotan yang bisa dimakan. Tentang ikan sungai yang diasapi dengan sabar. Tentang bagaimana makanan bisa menjadi warisan, bukan sekadar kebutuhan.
Kalau kamu ke Kalimantan Tengah, sempatkan pagi buat mampir ke Pasar Kahayan. Karena di setiap sendok juhu singkah, gigitan ikan saluang, atau suapan lepat daun, ada rasa yang nyambung langsung ke akar budaya Dayak. Dan di zaman yang makin serba cepat ini, hal-hal seperti itu justru makin berharga.